Pendapat saya pribadi, terus terang aja, baca LWHL itu nggak berasa kalo yang saya baca itu cersil karangan orang lokal karena jalan ceritanya, plotnya, tokoh-tokohnya, fragmentasinya, konflik antar tokoh-tokohnya semuanya oke banget, seperti layaknya baca cersil karangan Chin Yung atau Khu Lung. Ini membuktikan bahwa potensi dan kualitas pengarang kita ( Indonesia ) sudah bagus hanya mungkin kurang berani menerbitkan dan kurang promosi, nah ! Lung Hu Wu Lin inilah yang jadi pioneer untuk penulis-penulis lain agar jangan takut-takut untuk menerbitkan karya-karyanya. Bravo !
Tapi ngomong-ngomong jilid ketiga ini sudah selesai saya baca, saya tunggu yang keempatnya kapan terbit ? Yang cepet ya pak ! Oh ya ! Ending jilid ketiga oke banget ! Ending yang benar-2 tak terduga ! Sekali lagi bravo, jilid keempatnya yang cepet pak !
Boleh usul nggak pak ? Bagaimana kalo LHWL juga diterbitkan dalam bentuk komik bergambar pak ! Seperti Lung Hu Men atau Ode to Gallantry atau yang lain ! Pasti OK punya ( ceritanya udah OK, tinggal cari tukang gambarnya yang jago ! )
Chamilus Ali Santo - 22 Februari 2006
Lung Hu Wu Lin adalah buku silat yang dikarang oleh Chen Wei An, pengarang silat muda asal
Andrea Chang 14 Maret 2006
Jalan cerita jilid 1 sampai 3 sih bagus ya secara umum, alias mengalir dengan lugas tanpa berputar-putar. Nggak banyak puisi kaya Kho Ping Ho, nggak banyak bahasa jorok kaya punya Gan KL ya. Cerita mengalir bagus, pemotongan dari satu bagian ke bagian lain lewat pergantian bab juga bagus (bisa bikin penasaran, kok lagi seru-serunya, malah bab berikutnya jadi topik lain, bacanya jadi ngebut karena pingin cari bab dimana nglanjutin yang seru tadi)
Secara umum Lung Hu Wu Lin sudah bagus, mungkin pada saat mau dicetak, editornya harus kerja lebih bagus lagi untuk memperhatikan nama dan cara penulisan kalimat aja (mungkin kalo mau bagus sewa JS Badudu kali ya...). Font juga sdh bagus di buku ketiga, nggak besar kecil lagi kaya jilid sebelumnya. Kesalahan terjadi pada penulisan saja. Saran saya pada saat ada pertempuran mungkin yg disebut cukup nama atau julukan saja (dalam bahasa Indonesia). Karena kadang bingung kalo ada pertempuran yg melibatkan banyak tokoh kadang disebut nama dan julukan sekalian dalam ejaan mandarin. Misal Han Kuo Li disebut aja Han Kuo Li atau si Jenderal Empat Gerbang, nggak usah Han Kuo Li plus julukan mandarinnya biar ringkas. Atau jangan-jangan aku doang yg bingung karena gak bisa mandarin ya...dasar bloon hahaha..
Santoso 9 Mei 2006
salut dan respek berat....
mudah-mudahan sukses selalu, buku anda benar-benar sudah mengobati kerinduan saya terhadap Kho Ping Ho atau pun karya SH Mintarja, mungkin saingan terdekat dari serial buku Lung Hu Wu Lin ini adalah serial Gajah Mada (by Langit Kresna Hariadi), namun secara alur cerita Lung Hu Wu Lin masih diatasnya sekali lagi salut.... *selalusajasayanggasabarnunggubukuandakeluar*
Mega Wirawan 26 September 2006
Saya Chandra Chang sudah membaca kelima jilid Lung Hu Wu Lin, saya kira cerita ini bagus dan mungkin sangat bagus karena sesuai dengan karakter cerita yang saya sukai. Mungkin ada beberapa komentar dari saya antara lain: cerita Lung Hu Wu Lin adalah cerita yang bagus menurut saya karena ada persamaannya dari segi alur cerita dan karakter cerita dengan karya-karya yang dibuat oleh Jin Yung. Saya mengatakan demikina karena saya sangat menyukai semua buku karya Jin Yung. Persamaannya adalah tokoh-tokoh dari cerita ini pasti diberi penjelasan dari mana mereka mendapat ilmu kung fu mereka. Tidak langsung muncul langsung hebat ilmu kung fu nya. Terus, dalam menceritakan alur pertempuran selalu di jelaskan secara detil, tidak langsung gebrak dengan satu dua jurus lawan langsung roboh, seperti cerita-cerita Gu Long. Cerita Lung Hu Wu Lin lebih cocok dengan selera saya yaitu lebih mirip cerita-cerita dari Jin Yong dan Liang Yi Sheng.
Akhir kata saya kembali memohon kepada Chen Wei An untuk kembali membuat suatu cerita lagi yang menceritakan Han Cia Sing sebab masih ada ganjalan dalam hati saya yang mengatakan masih ada yang kurang seru bila akhir cerita seperti ini. Saya juga sedang menunggu cerita baru dari Chen Wei An yang katanya terbit bulan Desember 2006, saya juga menunggu para pendekar lain yang akan mengeluarkan karangan mereka di atas kertas.
Chandra Chang 13 November 2006
Saya mudik ke Indonesia pas tahun baru ini, sekalian belanja buku cersil. Salah satu judul yang sudah lama saya idamkan adalah Lung Hu Wu Lin, tapi sayang, saya cari di empat toko buku di Jakarta, cuma ditemukan jilid 1,2,4, dan 5. Berhubung waktu tidak mengijinkan, saya balik ke US tanpa buku jilid ke 3. Lagi apes kali ya? Atau memang buku ketiga sudah habis?
Saya sudah baca semua (minus jilid 3) dan ternyata tidak mengecewakan. Ceritanya bagus didukung oleh jurus-jurus hebat, tokoh-tokoh dan pertarungan yang mengesankan, gaya tulisan yang enak di baca dengan jalan cerita yang lancar dibantu oleh fakta sejarah akurat membantu cerita untuk lebih believable. Walaupun ada beberapa editing yang lolos, mungkin karena waktu mendesak pas penerbitan, tapi kemampuan anda menulis cerita silat sudah berkualitas profesional. Saya harap Chen Wei An menulis terus, lebih cepat dan lebih banyak dan lebih bagus. Saya sudah ngefan dengan karya anda.
Daniel 16 Februari 2007
No comments:
Post a Comment